- Get link
- Other Apps
PENDAHULUAN
Ketika
membaca Al Quran, pernahkan kalian menemukan ayat yang berisi suatu hal yang
samar? Memang ada banyak ayat dalam Al-Quran yang menceritakan hal-hal yang
samar dan abstrak. Jika manusia hanya mengandalkan akalnya tentu ia tidak akan
bisa memahami maknanya. Sering kali,ayat-ayat yang samar tersebut
diperumpamakan dengan hal-hal yang nyata. Maka dibutuhkan suatu ilmu yang
menjelaskan tentang perumpamaan dalam Al-Quran. Ilmu tersebut Amtsalul Qur’an
yaitu ilmu yang mempelajari tentang perumpamaan. Di antara para ulama ada
sejumlah orang menulis sebuah kitab yang secara khusus membahas
perumpamaan-perumpamaan (amsal) dalam Qur’an dan ada pula yang hanya membuat
satu bab mengenainya dalam salah satu kitab-kitabnya,diantaranya as-Suyuti
dalam al-Itqan.
Allah mengemukakan dalam Kitab-Nya
yang mulia bahwa ia membuat sejumlah amsal :
“Dan
perumpamaan-perumpamaan itu dibuat-Nya untuk manusia supaya mereka berpikir.” (al-Hasyr 59:21).
“ Dan
perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia dan tidak ada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.”(al-ankabut 29 :43)
“ Dan
sungguh Kami telah membuat bagi manusia di dalam Qur’an ini setiap macam
perumpamaan supaya mereka mendapat pelajaran.” (az-zumar 39:27)
Dari Ali diriwayatkan,Rasulullah
berkata : “ Sesungguhnya Allah menurunkan Qur’an sebagai perintah dan
larangan,tradisi yang telah lalu dan perumpamaan yang dibuat.”[1]
Abu ‘Isa at-Tirmizi[2]
telah membuat satu bab berisi amsal Nabi dalma kitab Jami’-nya,yang
memuat 40 buah hadis. Qadi Abu Bakar ibnul ‘Arabi berkata : “Aku tidak melihat
di antara para ahli hadis,seseorang yang menulis satu bab khusus tentang amsal
Nabi selain Abu ‘Isa. Sungguh sangat mengagumkan ia!Ia telah membuka sebuah
pintu dan membangun sebuah istana atau rumah. Sekalipun ia menulisnya hanya
sedikit,namun kita merasa puas dan patut berterima kasig kepadanya.”
1.
Pengertian
Amsal
Secara bahasa kata amtsal adalah
bentuk jamak dari matsal, mitslu dan matsil. Kata ini
memiliki makna yang sama dengan kata syabah, syibh dan syabih.
Dalam sastra,masal adalah suatu ungkapan yang menyerupakan
sesuatu(seseorang,keadaan)dengan apa yang terkandung dalam perkataan itu.
Pengertian Amsal menurut para ulama diantaranya :
a) Menurut ulama ahli ilmu adab:
“ Mitslu
dalam ilmu adab adalah ucapan yang disebutkan untuk menggambarkan ungkapan lain
yang dimaksudkan untuk menyamakan atau menyerupakan keadaan sesuatu yang
diceritakan dengan keadaan sesuatu yang dituju”. Maksudnya adalah menyerupakan hal yang disebutkan
dengan asal ceritanya. Jadi Amtsal/mitslu menurut pengertian ini harus ada asal
ceritanya.
b) Menurut ulama ahli ilmu bayan:
“ Yaitu majas/kiasan yang majemuk yang keterkaitan
antara yang disamakan dengan asalnya adalah penyerupaan.” Bentuk amtsal menurut pengertian ini adalah bentuk isti’aarah
tamtsiiliyyah, yakni kiasan yang menyerupakan.
c) Menurut sebagian ulama:
“ Mengungkapkan suatu makna yang abstrak dalam bentuk
sesuatu yang konkret/nyata yang elok dan indah.”. Dalam hal ini menyamakan antara ilmu yang bersifat
abstrak dengan cahaya yang konkret, yang bisa diindera oleh penglihatan.Tidak
harus selalu ada asal cerita atau majaz murakkabnya.
Menurut Ibnul Qayyim (dalam Manna Kholil, 1992: 400): Amtsal
adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum,
mendekatkan yang logis kepada yang indrawi atau salah satu dari dua indra
dengan yang lain karena adanya kemiripan.
Jadi, Amtsal itu adalah menonjolkan makna dalam bentuk
perkataan yang menarik, padat dan mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa.
2.
Macam-macam
Amsal
a)
Amsal Musarrahah
Yaitu amtsal
yang tegas dan jelas menggunakan kata-kata perumpamaan. Di dalamnya ada lafadz
matsal atau yang menunjuk kepada tasybih.
Contohnya firman Allah tentang orang-orang munafik:
(QS. Al-Baqarah : 17-20)
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api. Maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang
menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang
benar) atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai
gelap gulita, guruh dan kilat. Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya
karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi
orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu dan
bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya
Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa
atas segala sesuatu.”
Dalam
ayat-ayat di atas Allah membuat dua perumpamaan bagi orang munafik:
a.
Matsal yang berkenaan dengan api
“…
adalah seperti orang yang menyalakan api...”
Allah
Swt menyebut orang munafik bagaikan orang yang menyalakan api untuk penerangan
dan manfaat. Mengingat mereka memperoleh manfaat materi dengan sebab masuk
Islam. Namun di sisi lain, Islam tidak memberikan pengaruh cahayanya kepada
hati mereka. Kenapa? karena Allah Swt menghilangkan cahaya yang ada dalam api
itu. “Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka...”
b.
Matsal yang berkenaan dengan air
“…atau
seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit...”
Allah
Swt menyerupakan orang munafik dengan keadaan orang yang ditimpa hujan lebat
yang disertai gelap gulita, gemuruh dan kilat. Sehingga rusaklah segenap
kekuatan orang itu dan ia meletakkan jari jemari untuk menyumbat telinga serta
memejamkan mata karena takut petir menimpanya. Ini mengingat bahwa Al-Qur‟an
dengan segala peringatan, perintah,
larangan
dan khitabnya bagi orang munafik tak ubahnya seperti petir yang turun
sambar-menyambar.
b) Amtsal
Kaminah
Yaitu
amtsal yang tersembunyi. Maksudnya, lafadz tamsil (pemisalan) nya tidak
ditegaskan. Tetapi menunjuk kepada makna-makna yang indah, menarik dan
mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Contohnya sebagai berikut:
·
Ayat-ayat yang
senada dengan perkataan: خير الامور البسط (Sebaik-baik urusan adalah pertengahannya) yaitu:
a. Firman-Nya mengenai
shalat:
Katakanlah:
"Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman dengan nama yang mana saja kamu
seru. Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu" (QS. Al-Isra‟ : 110)
b. Firman Allah
mengenai sapi betina:
Mereka
menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan
kepada kami, sapi betina apakah itu? Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak
muda, pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu" (QS. Al-Baqarah: 68)
·
Ayat yang senada
dengan perkataan ليس الخبر كالمعاينة (Kabar itu tidak sama dengan menyaksikan sendiri)
Misalnya
firman Allah Swt tentang Ibrahim:
Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman: "Belum
yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau
demikian) ambillah empat ekor burung lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah
berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari
bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu
dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (QS. Al-Baqarah: 260)
·
Ayat yang senada dengan perkataan كما تدين
تدان
(Sebagaimana kamu telah menghutangkan maka kamu akan dibayar)
Misalnya:
“(Pahala
dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula)
menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya
akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan
tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah” (QS. An-Nisa : 123)
·
Ayat yang senada
dengan perkataan لايلدغ المؤمن من
جحرمرتين
(Orang mukmin tidak akan disengat dua kali dari lubang yang sama)
Misalnya seperti pada
firman Allah Swt mengenai lisan ya‟kub:
Berkata
Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali
seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?"
Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyanyang di antara
Para Penyanyang” (QS. Yusuf : 64)
c)
Amtsal
Mursalah
Yaitu amtsal yang terlepas. Maksudnya, kalimat-kalimat bebas yang
tidak menggunakan lafadz tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu
berlaku sebagai matsal.
Contohnya:
ü ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu.”
(QS. Al-Baqarah: 216)
ü “Dan rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri” (QS. Fathir : 43).
ü “Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah” (QS. Al-baqarah : 249).
ü “Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka terpecah belah”
(QS. Al-Hasyr : 14).
ü Dan lain-lain
Namun, para ulama berbeda pendapat mengenai ayat-ayat yang mereka
namakan amtsal mursalah ini apa atau bagaimana hukum menggunakannya sebagai
matsal. Sebagian ahli ilmu memandang hal demikian telah keluar dari adab
Al-Quran. Ar-Razy berkata ketika menafsirkan ayat, لكم دينكم وليدين “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”
(QS. Al-Kafirun [109] : 6) . Sebagian orang menjadikan ayat ini sebagai matsal
(untuk membela, membenarkan perbuatannya ketika meninggalkan agama/murtad,
padahal hal demikian tidak dibenarkan. Sebab Allah menurunkan Al-Quran bukan untuk
dijadikan matsal, tetapi untuk direnungkan dan kemudian diamalkan isi
kandungannya.
3.
Hikmah Amsal Qur’an
Ada beberapa faedah/manfaat dari Amtsalul Quran. Di antaranya
yaitu:
1.
Menonjolkan
sesuatu yang hanya dapat dijangkau dengan akal menjadi bentuk nyata yang dapat
dirasakan dan dipahami oleh indra manusia.
2.
Menyingkapkan
hakikat dari sesuatu yang tidak nampak menjadi seakan-akan nampak. Contoh:
“Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata: Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada
3.
Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 27)
4.
Mengumpulkan
makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat, seperti dalam amtsal
kaminah dan amtsal mursalah.
5.
Memotivasi
orang untuk mengikuti perbuatan baik seperti apa yang digambarkan dalam amtsal.
Misalnya Allah Swt membuat matsal bagi keadaan orang yang menafkahkan harta di
jalan Allah Swt. Hal tersebut akan memberikan kebaikan yang banyak.
6.
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS.
Al-Baqarah : 261)
7.
Menghindarkan
diri dari perbuatan negatif
Misalnya firman
Allah tentang larangan mengunjing:
“... dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya...” (QS. Al-Hujurat : 12)
8.
Untuk
memuji orang yang diberi matsal. Seperti pada firman-Nya tentang para sahabat: “...
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak lurus di atas pokoknya,
tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin)...”
(QS. Al-Fath : 29).
Begitula para
sahabat Nabi, pada mulanya mereka hanya golongan minoritas, kemudian tumbuh
berkembang hingga keadaannya semakin kuat dan mengagumkan hati karena ketaqwaan
dan semangat mereka memperjuangkan agama Islam.
9.
Untuk menggambarkan (dengan matsal tersebut)
sesuatu yang mempunyai sifat yang dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya
matsal tentang keadaan orang yang dikaruniai Kitabullah tetapi ia tersesat
hingga tidak mengamalkannya. Firman-Nya:
“Dan bacakanlah
kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami
(pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada
ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah
dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya
Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada
dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah. Maka perumpamaannya seperti
anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya
dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan
ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir (QS. Al-A‟raf : 175-176).
10.
Untuk menjadi hujjah (argumen) atas kebenaran.
Seperti dalam firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 75:
“Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki
yang tidak dapat berbuat (bertindak) terhadap sesuatu pun dan seseorang yang
Kami beri rezeki yang baik dari kami, lalu dia menafkahkan sebahagian dari
rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan. Adakah mereka sama?”
4. Daftar
Pustaka
Al-Qur’an
Khalil al Qattan, Manna’.Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Bogor:
Pustaka LiteraAntarNusa,2010.
[1]
Hadis Tirmizi
[2]
Imam al-Hafizh Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak
as-Sulami at-Tirmidzi,ia alaha seorang ahli hadits kenamaan dan pengarang
berbagai kitab yang mahsyur lahir di kota Tirmiz dan wafat pada malam Senin 13
Rajab tahun 279 H(8 Oktober 892) dalam usia 70 tahun.
- Get link
- Other Apps
Comments
Post a Comment